renungan harian 5 april 2019
Tanggal Kamis, 11 April 2019. Ayat SH: 1 Korintus 4:1-5. Judul: Integritas. Kepercayaan adalah hal yang mutlak dalam sebuah relasi. Misalnya, relasi suami istri bisa berlangsung jika keduanya saling percaya. Relasi kita dengan Tuhan pun begitu. Kita tidak hanya percaya kepada Tuhan, tetapi Ia juga memercayai kita.
RenunganHarian MisionerSabtu Biasa XVIII, 06 Agustus 2022Pesta YESUS Menampakkan Kemuliaan-NyaDan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Luk. 9:28b-36 Hari ini kita merayakan Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Bacaan pertama dari Kitab Daniel mengisahkan prosesi nan istimewa yang terjadi di langit. Terjadi sebuah perayaan kolosal, yang melibatkan ribuan pelayan dan ratusan
Renunganpagi ini menyapa kita agar jemaat berdoa untuk pelayanan hamba Tuhan, agar mereka diberikan kekuatan seperti Paulus yang mempersembahkan hidupnya sepenuhnya untuk memberitakan Kristus. Hubungi WhatsApp Renungan Harian. Sejak Tgl. 05 Des 2018. Total Tayangan Halaman. Kumpulan Patitur Koor: Orientasi Pelayanan HKBP 2019. Ulaon
RenunganHarian Air Hidup: BERPUASA: Melepaskan Belenggu Dosa: Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Maret 201 7 Baca: Yesaya 58:1-12. Posted by Merlyn Anggraeni at 17.17. Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest.
eSH (c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++. e-Santapan Harian. Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA. Tanggal: Jumat, 5 April 2019. Ayat SH: 1 Korintus 1:4-9. Judul: Hidup dalam Ucapan Syukur.
Site De Rencontre En France Payant. Hari Biasa Pekan IV Prapaskah U Keb. 2 Mzm. 34 Yoh. 7 Diskriminasi SARA kian riuh diperdengarkan di tengah publik menyongsong perayaan pesta demokrasi. Narasi yang dibangun untuk mengajak orang memilih tokoh tertentu bukan pada rekam jejak pekerjaan seseorang, tapi berlandaskan politik identitas. Hoax atau berita palsu berperan penting dalam mendukung terlaksananya politik identitas ini. Maka kualitas pemilu semakin jauh dari esensinya karena bahkan terkesan mengubur esensi itu. Politik identitas bukanlah hal baru. Di zaman Yesus, politik identitas seringkali dimunculkan sebagai sebuah upaya untuk membungkam kebenaran yang ditampilkan. Kepercayaan kepada Yesus yang berlandaskan pada karya dan pengajaran-Nya dikalahkan oleh isu tentang asal-muasal Yesus. Yesus Sang Mesias mulai diragukan bahkan tidak dipercaya karena mereka mulai mengkaitkan diri Yesus dengan keluarga dan asalnya. Diskriminasi SARA yang ditampilkan oleh orang Yahudi itu berasal dari ketaatan yang buta terhadap hukum dan ajaran agama sehingga membuat mata hati mereka tertutup bagi karya Allah. Penghayatan iman yang sempit menghasilkan bencana yang seharusnya tidak terjadi bagi diri sendiri dan sesama. Klaim kebenaran bukan berlandasan apa yang telah dibuat tapi lebih pada siapa orang yang melakukan. Maka kebenaran yang seharusnya ada dibungkam oleh kebenaran karena diskriminasi SARA. Yesus sungguh-sungguh mengalami hal ini. Bahwa kehadiran-Nya, karya-karya-Nya, perjuangan-Nya untuk membela mereka yang kecil, lemah dan berdosa diabaikan begitu saja karena mereka tahu asal-muasal Yesus. Bahkan Yesus harus menerima ancaman dibunuh akibat karya-Nya, dan akibat dari kenyataan bahwa Dia berasal dari latar belakang keluarga miskin dan sederhana. Meski demikian, Yesus tetap berjuang untuk mewujudkan perjuangan-Nya untuk orang kecil dan menderita. Sebentar lagi kita akan mengikuti pemilu. Ada banyak narasi yang dibangun dalam ruang-ruang publik di mana isu-isu SARA dihadirkan pula. Hoax-hoax, tuduh-menuduh tentang kebenaran selalu dimainkan. Maka dalam konteks prapaska, kita semua diminta untuk jeli memilih menentukan pilihan. Sebuah pilihan yang bukan berdasarkan isu-isu SARA, politik kebohongan, tetapi lebih dari itu pilihan yang lahir dari penilaian yang objektif tentang visi-misi, rekam jejak, sehingga pengalaman Yesus yang terjadi 2000 tahun lalu tidak terjadi pada zaman sekarang. Masa prapaska sebagai masa pertobatan senantiasa menggerakkan kita untuk menempatkan kebenaran pada porsi yang sebenarnya. Fr. Everestus Nerow Leftungun “Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku” Yoh. 729. Marilah berdoa Ya Tuhan, bantu kami untuk terus menghargai sesama kami, seperti kami menghargai diri kami masing-masing. Amin
renungan harian 5 april 2019